Cari Blog Ini

Senin, 14 Februari 2011

Kembali ke Alam

Pada masa sekarang ini, sangat sulit untuk melakoni hidup sehat, karena semakin sulitnya menemukan makanan-makanan yang aman dikonsumsi bagi tubuh. Hampir semua jenis makanan mengandung bahan pengawet dan instant ( alias makanan cepat saji) yang efeknya dapat merusak lambung, menurunkan kinerja fungsi hati, dan akhirnya dijadikan sebagai penyebab utama kanker tapi bukan kantong kering ya. Tanpa disadari kesehatan manusia pada zaman sekarang ini jauh lebih buruk dibandingkan dengan orang2 terdahulu yang semua makanan masih segar dan alami, tanpa takut adanya bahan kimia dan tercemarnya makanan, sebagai contoh, yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan, harusnya menyehatkan tetapi sekarang ini sayur-sayuran dan buah-buahan yang dijual baik dipasar tradisional maupun pasar modern kandungan pestisidanya sangat tinggi, saya juga pernah membuktikanya sendiri, pada saat saya melakukan grading sayuran yang rencananya akan diangkut ke pasar moderen (mol, supermarket, dan pasar swalayan lainya )pada waktu pencucian air bak berubah menjadi putih, walaupun sudah dicuci jika daun sayur itu diraba maka masih terasa kesat sekali seperti ada suatu zat yang melapisi permukaan daun tersebut.angka kematian menjadi meningkat pada usia muda. Selain memang sudah ajalnya, namun juga karena efek dari tercemarnya lingkungan sehingga semua yang di makan puntak sehat alias tidak bagus untuk dikonsumi.
karena begitu kompleksnya masalah kesehatan saat ini, para ahli dan peneliti mulai menggalakan kembali untuk mengkonsumsi jamu-jamuan atau berbagai macam tumbuhan obat. pada masa sekarang ini obat-obat kimia bukan untuk menyembuhkan tetapi hanya untuk menghilangkan sakit untuk sementara.  

Bunga Rosella Merah


Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari bunga rosella merah. Biasanya penyajian yang sering dilakukan adalah mengeringkan dan diseduh menjadi secangkir teh. Rasanya sendiri agak kecut-kecut.

Bunga rosella sendiri mengandung 260-280 mg vitamin C, vitamin D, B1 dan B2 pada setiap 100 gramnya. Teh rosella sendiri mengandung kalsium yang begitu tinggi sekitar 486 mg / 100 gr. Selain itu juga mengandung Magnesium, Omega 3 , Vitamin A, Iron, Potasium, Beta Caroteen & Asam Esensial. Melihat kandungannya saja sudah terlihat begitu besar manfaat yang akan didapat.

MANFAAT DAUN SAMBILOTO

Selama ini orang-orang sudah banyak yang menggunakan daun sambiloto untuk bahan jamu-jamuan. Dan banyak yang menjualnya mulai dari mbo’ jamu yang menjual jamu pikulan, yang mangkal, sampai jamu pabrikan yang menjual dengan kemasan modern.

Sambiloto merupakan tumbuhan khas tropis, dan bisa tumbuh dipekarangan rumah, namun sekarang sudah banyak pula orang yang menyediakan lahan khusus untuk menanam tumbuhan ini untuk kemudian diolah.

Banyak sekali manfaat dari daun sambiloto ini, diantaranya adalah untuk mengobati penyakit diabetes atau kencing manis, tifus, dan ada juga yang mengatakan daun sambiloto juga bisa untuk penyakit gatal-gatal dan mencegah kanker, mungkin karena rasa pahit yang khas dari daun ini. Namun yang sudah banyak digunakan dan diakui khasiat dari daun ini adalah untuk mencegah malaria karena itu daun ini disebut juga obat anti malaria.

Selain itu ternyata daun ini juga bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh atau stamina. Mungkin karena itulah daun ini banyak digunakan untuk bahan jamu godokan.

Untuk tifus biasanya daun sambiloto ditambah dengan kunyit dan temulawak kemudian digodok dan air rebususannya diminumkan 3x sehari sampai yang menderita tifus sembuh. Sedangkan untuk diabetes lebih baik daun sambiloto itu dimakan atau dikunyah langsung dalam keadaan masih segar.

Itulah beberapa dari banyaknya manfaat dari daun sambiloto, kegunaan dari daun khas tropis ini juga sudah mulai digunakan di luar negeri selain di Indonesia seperti beberapa Negara Eropa dan Amerika, namun untuk luar negeri, Negara yang paling banyak menggunakan daun sambiloto untuk pengobatan adalah India. Namun siapa atau negera mana pemegang hak paten daun sambiloto ini belum diketahui, akan tetapi Indonesia sudah sejak dahulu menggunakan daun ini untuk bahan pembuatan jamu kesehatan yang racikan dan resepnya asli dari nenek moyang kita diwariskan secara turun temurun.

Apakah resep dan racikan jamu ini sudah di hak patenkan? Saya belum tahu. Tapi saya khawatir nasib resep jamu daun sambiloto ini sama seperti tanaman kunyit yang hak patennya diambil Jepang karena pemerintajh kita terlambat menghakpatenkan, padahal kunyit adalah salah satu tumbuhan asli Indonesia.

Minggu, 13 Februari 2011

Binahong Tanaman Herbal

BINAHONG

Binahong dengan nama Latin Anredera cordifolia (Ten.) Steenis, adalah sebutan atau penamaan tanaman yang agak aneh didengar, ia adalah tanaman obat tumbuh menjalar dan merambat, berumur panjang (perenial), bisa mencapai panjang lebih kurang 5 m.

Tumbuhan ini berakar berbentuk rimpang dan berdaging lunak. Batangnya lunak, silindris, saling membelit, berwarna merah, bagian dalam solid, permukaan halus, kadang membentuk semacam umbi yang melekat di ketiak daun dengan bentuk tak beraturan dan bertekstur kasar. Berdaun tunggal, tangkainya sangat pendek (subsessile), tersusun berseling, berwarna hijau, bentuk jantung (cordata), panjang 5 - 10 cm, lebar 3 - 7 cm, helaian daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal berlekuk (emerginatus), tepi rata, permukaan licin. Bunganya majemuk berbentuk tandan, bertangkai panjang, muncul di ketiak daun, mahkota berwarna krem keputih-putihan berjumlah lima helai tidak berlekatan, panjang helai mahkota 0,5 - 1 cm, berbau harum

SEBARAN, SYARAT TUMBUH DAN PERBANYAKAN

Konon, binahong merupakan tumbuhan yang diduga berasal dari Australia, Afrika Selatan, Hawaii, New Zealand dan Pulau Pasifik lainnya. Tumbuhan ini mudah tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi dalam lingkungan yang dingin dan lembab.

Perbanyakan generatif dengan biji, namun yang lebih sering adalah dikembangbiakan secara vegetatif melalui akar rimpangnya.

PENAMAAN

Tanaman ini famili Basellaceae, di Indonesia secara umum dikenal dengan nama Binahong, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Heartleaf Madeiravine atau Madeira Vine dan di negeri Cina disebut Deng San Chi atau Teng San Chi.

KLASIFIKASI ILMIAH

Seacara ilmiah Binahong atau dengan nama Latin Anredera cordifolia (Ten.)Steenis diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Hamamelidae
Ordo: Caryophyllales
Famili: Basellaceae
Genus: Anredera
Spesies: Anredera cordifolia (Ten.) Steenis

KANDUNGAN KIMIA DAN KHASIAT BINAHONG

Binahong dikenal memiliki kasiat penyembuhan yang luar biasa, dan telah ribuan tahun dikonsumsi oleh bangsa Tiongkok, Korea, Taiwan dll. Hampir semua bagian dari tanaman binahong seperti umbi, batang dan daun dapat digunakan dalam terapi herbal.

Berdasarkan hasil penelitian Binahong mengandung saponin, alkaloid dan polifenol. Sesuai dengan zat kimia yang dikandungnya, binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) berkhasiat sebagai obat batuk atau muntah darah, radang paru-paru, kencing manis, sesak nafas, borok akut yang menahun, darah rendah, radang ginjal, gejala liver, disentri, hidung mimisan, habis bedah operasi, luka bakar, luka akibat benda tajam, jerawat, usus bengkak, gusi berdarah, kurang nafsu makan, melancarkan haid, haid habis bersalin (melahirkan), menjaga stamina tubuh agar tetap sehat, penghangat badan, dan lemah syahwat juga antibakteri.

Kamis, 01 Oktober 2009

PEMANFAATAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA MENGURANGI PEMANASAN GLOBAL

Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga. Jika mendengar istilah sampah, pasti yang terlintas dalam benak adalah setumpuk limbah yang menimbulkan aroma bau busuk yang sangat menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah adalah zat kimia, energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai guna dan cenderung merusak. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak (wikipedia).

Sampah dapat berada pada setiap fase materi yitu fase padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yaitu cair dan gas, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Bila sampah masuk ke dalam lingkungan (ke air, ke udara dan ke tanah) maka kualitas lingkungan akan menurun. Peristiwa masuknya sampah ke lingkungan inilah yang dikenal sebagai peristiwa pencemaran lingkungan (Pasymi).

Berdasarkan sumbernya sampah terbagi menjadi sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, sampah nuklir, sampah industri, dan sampah pertambangan. Sedangkan berdasarkan sifatnya sampah dibagi menjadi dua yaitu 1) sampah organik atau sampah yang dapat diurai (degradable) contohnya daun-daunan, sayuran, sampah dapur dll, 2) sampah anorganik atau sampah yang tidak terurai (undegradable) contohnya plastik, botol, kaleng dll.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri, misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Laju pengurangan sampah lebih kecil dari pada laju produksinya. Hal ini lah yang menyebabkan sampah semakin menumpuk di setiap penjuru kota.

Besarnya timbunan sampah yang tidak dapat ditangani tersebut akan menyebabkan berbagai permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk kota apalagi daerah di sekitar tempat penumumpukan. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan pernafasan, sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena terhalang timbunan sampah yang dibuang ke sungai.

Selain penumpukan di tempat pembuangan sementra (TPS), sampah pun akan semakin meningkat jumlah nya di tempat pembuangan akhir (TPA). Dengan semakin bertumpuknya sampah di TPA-TPA, akan lebih berpeluang menimbulkan bencana seperti yang terjadi di salah satu TPA yang ada di Bandung beberapa tahun lalu. Bencana longsong yang terjadi di TPA tersebut terjadi karena adanya akumulasi panas dalam tumpukan sampah yang pada akhirnya menimbulkan ledakan yang sangat hebat. Karena ledakan inilah maka sampah-sampah tersebut longsor dan menimbun puluhan rumah serta pemiliknya. Tak kurang dari 100 orang meninggal karena peristiwa ini. Dari kejadian tersebut kita harus berfikir keras bagaimana agar bencana serupa tidak trjadi di TPA-TPA yang lainnya.

Selain dampak yang telah disebutkan tadi, secara tidak langsung sampah yang menumpuk akan berpengaruh pada perubahan iklim akibat adanya kenaikan temperatur bumi atau yang lebih dikenal dengan istilah pemanasan global. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pemanasan global terjadi akibat adanya peningkatan gas-gas rumah kaca seperti uap air, karbondioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrooksida (N2O). Dari tumpukan sampah ini akan dihasilkan ber ton-ton gas karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas metana (CH4) dapat dirubah menjadi sumber energi yang akhirnya bisa bermanfaat bagi manusia. Sedangkan untuk gas karbondioksida (CO2), sampai saat ini belum ada pemanfaatan yang signifikan.

Akan tetapi proses perubahan gas metana (CH4) menjadi energi tetap saja menghadapi kendala diantaranya adalah kurangnya prospek dari segi ekonomi, yang akhirnya membuat perkembangannya masih tetap jalan ditempat dan entah kapan akan maju. Akibatnya gas metana (CH4) yang dihasilkan dari tumpukan sampah hanya dapat dibiarkan saja mengapung keudara tanpa bisa dimanfaatkan.

Gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan di TPA-TPA pun tidak hanya berasal dari penumpukan sampah-sampah saja. Tetapi berasala juga dari pembakaran-pembakaran sampah plastik yang di lakukan oleh pemulung. Para pemulung ini membakar sampah plastik untuk lebih memudahkan dalam memilih sampah-sampah yang tidak bisa dibakar seperti besi. Padahal dengan pembakaran ini akan sangat merugikan terutama bagi kesehatan masyarakat disekitar tempat pembakaran. Besarnya gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari pembakaran tentu saja akan semakin meningkatkan temperatur di permukaan bumi ini. selain itu abu dari sisa pembakaran sampah akan menimbulkan gangguan pernafasan pada masyarakat sekitar.

Menurut Sumaiku selain menghasilkan gas karbondioksida (CO2) dalam jumlah besar, pembakaran sampah akan menghasilkan senyawa yang disebut dioksin. Dioksin adalah istilah yang umum dipakai untuk salah satu keluarga bahan kimia beracun yang mempunyai struktur kimia yang mirip serta mekanisma peracunan yang sama. Keluarga bahan kimia beracun ini termasuk (a) Tujuh Polychlorinated Dibenzo Dioxins (PCDD); (b) Duabelas Polychlorinated Dibenzo Furans (PCDF); dan (c) Duabelas Polychlorinated Biphenyls (PCB). Racun udara dioksin akan berbahaya pada gangguan fungsi daya tahan tubuh, kanker, perubahan hormon, dan pertumbuhan yang abnormal. Dengan demikian pengurangan sampah dengan pembakaran lebih baik dihindari

Ada beberapa cara pengurangan sampah yang lebih baik dari pembakaran yaitu seperti yang diterangkan dalam web wahli. Ada empat prinsip yang dapat digunakan dalam menangani maslah sampah ini. Ke empat prinsip tersebut lebih dikenal dengan nama 4R yang meliputi:
1.Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
2.Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
3.Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
4.Replace (Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.
Sedangkan menurut Syahputra pola yang dapat dipakai dalam penanggulangan sampah meliputi Reduce, Reuse, dan Recycle, dan Composting (3RC) yang merupakan dasar dari penanganan sampah secara terpadu. Reduce (mengurangi sampah) atau disebut juga precycling merupakan langkah pertama untuk mencegah penimbunan sampah.

Reuse (menggunakan kembali) berarti menghemat dan mengurangi sampah dengan cara menggunakan kembali barang-barang yang telah dipakai. Apa saja barang yang masih bisa digunakan, seperti kertas-kertas berwarna-warni dari majalah bekas dapat dimanfaatkan untuk bungkus kado yang menarik. Menggunakan kembali barang bekas adalah wujud cinta lingkungan, bukan berarti menghina.

Recycle (mendaur ulang) juga sering disebut mendapatkan kembali sumberdaya (resource recovery), khususnya untuk sumberdaya alami. Mendaur ulang diartikan mengubah sampah menjadi produk baru, khususnya untuk barang-barang yang tidak dapat digunakan dalam waktu yang cukup lama, misalnya kertas, alumunium, gelas dan plastik. Langkah utama dari mendaur ulang ialah memisahkar sampah yang sejenis dalam satu kelompok.

Composting merupakan proses pembusukan secara alami dari materi organik, misalnya daun, limbah pertanian (sisa panen), sisa makanan dan lain-lain. Pembusukan itu menghasilkan materi yang kaya unsur hara, antara lain nitrogen, fosfor dan kalium yang disebut kompos atau humus yang baik untuk pupuk tanaman. Di Jakarta, pembuatan kompos dilakukan dengan menggunakan sampah organik

Tentunya cari ini akan lebih baik digunakan dari pada dengan cara pembakaran. Karena selain mengurangi efek pemanasan global dengan mengurangi volume gas karbondioksida (CO2 ) yang dihasilkan, cara ini tidak mempunyai efek samping baik bagi masyarakat ataupun lingkungan. Seperti kata pepatah pencegahan penyakit akan lebih baik dari pada mengobatinya. Kata bijak ini juga bisa digunakan dalam strategi penanganan sampah yakni mencegah terbentuknya sampah lebih baik dari pada mengolah/memusnakan sampah. Karena bagaimanapun mengolah/ memusnahkan sampah pasti akan menghasilkan jenis sampah baru yang mungkin saja lebih berbahaya dari sampah yang dimusnakan. Jadi mari mulai sekarang kita bebenah diri untuk mengurangi hal-hal yang bisa membentuk sampah.

by: bowlang staf litbang hamit 2008

dari berbagai sumber

Sabtu, 29 Agustus 2009